Kabar Jatim Merupakan Media Online yang Memberikan Informasi Teraktual dan Terkini yang Terjadi di Indonesia Terkhusus Provinsi Jawa Timur.

Miris Demi Sambung Hidup Warga Kampung Miliarder di Tuban Jual Sapi



kabarjatim.eu.org Tuban - Ibu masih mengingat kampung-kampung di Tuban, yang Masyarakat yang tiba-tiba menjadi multimillionaire karena mereka menjual tanah mereka untuk pendirian PT PTAMINA Rosneft Processing dan Petrochemical Root Refinery (GRR) (GRR). Berita terbaru, tujuannya tidak begitu beruntung sebelumnya, ibu.



Ada sejarah sedih penduduk demonstrasi enam kampung yang dipengaruhi oleh pendirian dua perusahaan tentang perekrutan pekerjaan. Mereka memberi tahu mereka bahwa mereka hanya menghabiskan penghematan karena tidak ada pekerjaan setelah Bumi dibeli oleh PT PRPP, Ibu.



Bahkan, sebelum mereka menjadi miliarder dengan uang dari kompensasi yang mencapai miliaran rupee. Namun, karena tidak punya pendapatan, uang mulai terkikis untuk memenuhi kebutuhan setiap hari.



Sekarang penghapusan penghapusan salah satu penduduk Miliarder Kampung Tuban, Musanam (60), seorang masyarakat kampung Wadung, Distrik Jenu, setelah Bumi dijual ke Proyek Kilang Tuban.



Musanam mengungkapkan bahwa ia menyesali penjualan rumah dan bidang produktif 2,4 hektar tahun lalu dengan harga lebih dari Rp2,5 miliar. Perasaan bertobat yang terasa pada saat ini adalah bahwa ia tidak lagi memiliki penghasilan tetap dan tidak dapat lagi bekerja, ibu.



Bahkan, untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari dengan keluarga, Musanam dipaksa untuk menjual satu demi satu dari keluarga-keluarnya yang dipertahankan oleh keluarga mereka.



"Memiliki enam massa ternak, belum menjual tiga antrian dan sekarang adalah tiga yang tersisa, saya menjual sapi untuk memenuhi kebutuhan kehidupan sehari-hari," kata musik di sela-sela demonstrasi di depan kantor proyek Tuban GRR, baru-baru ini .



Musanam mengatakan kepada saya bahwa sebelum lahan pertanian dijual, saya bisa mendapatkan 40 juta Rp40 juta setiap kali panen jagung atau tanaman lainnya. Ketika proyek kilang minyak akan dibangun, disayangkan sehingga tanah dapat dibeli oleh proyek, ibu.



Keluarga musisi dijanjikan oleh perusahaan untuk menerima pekerjaan. Tetapi selama lebih dari setahun, janji itu tidak pernah ditemukan. Keluarganya juga tidak diberi pekerjaan.


Penduduk lain yang mengklaim memiliki tujuan yang sama adalah Mosci (60). Wanita yang tinggal di desa miliarder juga hampir tidak memiliki pekerjaan setelah penjualan mereka 2,4 hektar untuk dijual.



"Ya, aku menyesali pertanianku



Tanah pertanian 2,4 hektar yang dimiliki oleh Mbah Mugi dibeli dengan harga hingga Rp 2,5 miliar. Kemudian, uang itu digunakan untuk kebutuhan sehari-hari sambil menjaga sisanya.



Mugi menegaskan bahwa dia tidak ingin menjual bumi. Tetapi karena proyek itu sering tiba ketika saya berada di ladang, saya akhirnya mau dijual.



"Setiap kali aku berada di kebun, aku dikunjungi dan dirayu, aku ingin menerima pekerjaan anak-anakku, hal utama dijanjikan menjadi lezat, tapi sekarang, tidak," mengeluh.



Dua penduduk kota Menaider juga berpartisipasi dengan ratusan masyarakat kampung Wadung, mental, Sumurgeneg dan beberapa kampung di daerah Pertamina satu cincin merayakan demonstrasi. Mereka menuntut agar proyek itu menyadari janji yang sebelumnya disajikan kepada rakyat Kampung Milider Jenu, Tuban. (rzl)

Baca Juga
Lebih baru Lebih lama
close