Kabar Jatim Merupakan Media Online yang Memberikan Informasi Teraktual dan Terkini yang Terjadi di Indonesia Terkhusus Provinsi Jawa Timur.

Jejak Kolonial di Pulau Mengare Gresik

 Jejak Kolonial di Pulau Mengare Gresik



kabarjatim.eu.org - Benteng Lodewijk merupakan benteng peninggalan Belanda yang terletak di Pulau Mengare.

Secara administratif, benteng ini berdiri di Desa Tanjung Widoro, Kecamatan Bungah, Kabupaten Gresik, Jawa Timur. 

Benteng Lodewijk dibangun oleh Herman Willem Daendels pada abad ke-19, untuk mengawasi kawasan perairan Selat Madura dari aktivitas pasukan Inggris. 

Berikut ini sejarah Benteng Lodewijk.


Sejarah Benteng Lodewijk 

Pada akhir abad ke-18, Perancis berhasil menguasai Belanda dan membentuk pemerintahan baru yang disebut Republik Bataaf. 

Napoleon Bonaparte yang berstatus sebagai Kaisar Perancis saat itu, membubarkan Republik Bataaf dan membentuk Kerajaan Belanda yang dipimpin oleh adiknya, Louis Napoleon Bonaparte.

Perkembangan politik di Belanda ini juga memengaruhi kondisi politik di Indonesia, sebagai negeri jajahannya. 

Saat itu, Indonesia berada di bawah ancaman Inggris yang berkuasa di India. 

Louis Bonaparte kemudian menugaskan Herman Willem Daendels ke Indonesia. Tugas utama Daendels adalah mempertahankan Pulau Jawa dari ancaman Inggris. 

Salah satu upaya yang dilakukan Daendels untuk menjalankan tugasnya adalah dengan membangun Benteng Lodewijk pada 1808.



Benteng ini didirikan di Pulau Mengare, Gresik, menghadap ke Selat Madura. 

Lokasi Benteng Lodewijk dirasa strategis untuk mengawasi aktivitas di sekitar perairan Selat Madura, Pelabuhan Surabaya, dan Pulau Madura. 

Dari lokasi itu, Daendels menjaga jalan masuk menuju Surabaya, sehingga pendaratan pasukan Inggris dapat diantisipasi. 

Nama Benteng Lodewijk atau Benteng Louis diambil dari nama Louis Napoleon Bonaparte (Lodewijk adalah bahasa Belanda dari Louis). 

Penamaan ini merupakan sebuah bentuk penghormatan Daendels kepada Louis Napoleon Bonaparte, yang telah mengangkatnya sebagai Gubernur Jenderal Hindia Belanda ke-36.


Pada masa Daendels, Benteng Lodewijk mampu menampung sekitar 800 pasukan dan dilengkapi 102 meriam.

Pada 1857, benteng ini dihancurkan oleh tentara Belanda karena pusat pertahanannya dipindahkan ke Surabaya. 


Hal itu dilakukan menyusul perubahan peta politik di negeri Belanda. 

Saat ini, di lokasi Benteng Lodewijk hanya tersisa reruntuhan saja. Bagian benteng yang masih tersisa adalah dua bastion dan sebagian dinding keliling benteng. Selain itu, ada dua buah sumur di bagian dalam benteng.


Romadhan, Mohammad Insan, dkk. (2023). Catatan Jejak Wisata. Ponorogo: Uwais Inspirasi Indonesia.

Baca Juga
Lebih baru Lebih lama
close