Kabar Jatim Merupakan Media Online yang Memberikan Informasi Teraktual dan Terkini yang Terjadi di Indonesia Terkhusus Provinsi Jawa Timur.

4 Langkah Dispendik Surabaya Cegah Bullying Siswa

kabarjatim.eu.org - Dinas Pendidikan (Dispendik) Surabaya melakukan sejumlah langkah untuk mengantisipasi aksi bullying atau perundungan siswa. Ada 4 langkah yang akan dilakukan Dispendik.


Kepala Dispendik Surabaya Yusuf Masruh menjelaskan langkah pertama yakni guru harus lebih aware atau cepat merespon perubahan perilaku anak didiknya.


"Memperhatikan perilaku siswa jika ada kerumunan saat jam istirahat. Termasuk kalau ada perubahan fisik mencolok setiap siswa. Kalau ada yang berkerumun maka mengerti penyebabnya, karena tidak ada kegiatan tanpa direncanakan. Ini adalah contoh dalam merespon lingkungan di sekolah," kata Yusuf Masruh, Minggu (1/10/2023).


Pola kedua yakni, sekolah diminta menerapkan manajemen kelas. Dimana transisi perpindahan guru pada setiap jam pelajaran harus dipercepat, sehingga tidak ada celah bagi siswa melakukan hal negatif termasuk bullying.


"Jadi anak tidak ada kesempatan untuk mengganggu atau memprovokasi temannya. Ada guru piket dan wali kelas yang bisa membantu jika guru tersebut berhalangan hadir mengajar. Ini melibatkan semua guru di lingkungan sekolah, manajemen kelas dikelola agar tidak ada kelas kosong," jelasnya.


Ketiga, yaitu aspek religi dan menanamkan jiwa nasionalisme kepahlawanan pada anak. Terakhir yang keempat, sekolah diminta untuk mengembangkan program Latihan Dasar Kepemimpinan Siswa (LDKS) untuk melatih dan mengontrol emosi siswa dengan belajar kekompakan dan kemandirian.


"Lalu membuat game (permainan) edukasi dimulai dari guru-guru, kita siapkan guru BK atau olahraga untuk membuat game bertemakan nasionalis dan berkebangsaan," ujarnya.


Tujuan dari LDKS ini juga untuk melihat sisi kebersamaan antar siswa, serta menguatkan ikatan emosional mereka. Pendidikan kesadaran dan kebijakan anti perundungan dapat melalui respon kondisi lingkungan juga memerlukan peran penting orang tua.


"Misalnya orang tua yang memiliki ide bisa disampaikan ke sekolah, konsep itu bisa diadopsi oleh sekolah. Jadi tidak melulu berbicara anggaran dan biaya, konsepnya bisa diadopsi dan dilakukan oleh sekolah," urainya.


Pihaknya juga telah berkoordinasi dengan DP3A-PPKB Surabaya untuk memberikan edukasi terkait ragam bentuk bullying dan kekerasan seksual pada anak. Karenanya guru juga wajib untuk bisa mengatasi bullying dan memperkuat organisasi anak, mulai dari FAS, ORPRES dan OSIS.


Melalui penguatan pada pendidikan karakter anak, diharapkan siswa dapat memilah perilaku negatif agar tidak mengganggu jalannya keamanan dan ketertiban di sekolah. Sebab, tindakan perundungan dapat membawa dampak buruk bagi anak-anak.


"Kecenderungan anak-anak adalah mencontoh sesuatu hal, maka kita kuatkan karakter mereka agar bisa memfilter. Anak-anak diberikan dasar akhlakul karimah, kalau dasarnya kuat meskipun media sosial dan lingkungan seperti itu, tapi karakternya sudah terbentuk dan tidak mudah dibawa kemana-mana," pungkasnya. (Ari)

Baca Juga
Lebih baru Lebih lama
close